Bagi sebuah instansi pemerintah seperti Departemen Agama ketidakefisienan prosedur kelayakan pendirian RA/BA/TA dan tidak adanya standarisasi sekolah Islam yang layak adalah masalah penting yang dapat berpengaruh pada kualitas pendidikan anak usia dini. Jika tidak ada standarisasi mengenai RA/BA/TA yang
berkualitas maka pendidikan anak usia dini akan tersisihkan. Padahal pendidikan anak usia dini yang baik akan berpengaruh pada perkembangan anak karena usia dini adalah masa peletakan dasar akhlak yang kelak akan berguna dalam kehidupan anak selanjutnya.
Oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem yang dapat menentukan kelayakan sebuah sekolah Islam dalam hal ini RA/BA/TA untuk didirikan dan diberi ijin operasional oleh Departemen Agama (Depag) yang sesuai dengan standar sekolah Islam berkualitas Penelitian ini terfokus pada bagaimana merancang dan membuat aplikasi sistem informasi geografis sekaligus sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan pendirian RA/BA/TA. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dan dokumentasi.
Adapun sumber data yang diperoleh meliputi sumber data pustaka yang diambil dari berbagai literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi sistem informasi geografis sekaligus sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan pendirian RA/BA/TA sangat berpengaruh pada keefisienan prosedur dan peningkatan standar sekolah Islam yang berkualitas. Saran yang diberikan ditujukan bagi Departemen Agama untuk memperbaiki sistem selanjutnya dan pada masyarakat yang diharapkan dapat menerapkan Sistem Informasi Geografis dan Sistem Pendukung Keputusan. Dari hasil penelitian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat diperoleh pemahaman yang mendalam dan data yang lebih valid tentang Sistem Informasi Geografis dalam menentukan kelayakan pendirian RA/BA/TA.

Sistem informasi geografis sebagai salah satu bidang ilmu yang tergolong baru, saat ini telah mampu menyelesaikan permasalahan routing, baik untuk masalah pencarian rute terpendek (shortest path), maupun masalah TSP (travelling salesman problem). Saat ini banyak dikembangkan aplikasi-aplikasi GIS baik yang berbasis desktop maupun berbasis web dalam berbagai bidang, seperti GIS untuk perencanaan tata ruang wilayah, GIS untuk pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Namun demikian masih sedikit sekali pengembangan aplikasi GIS yang mampu menyelesaikan masalah perutean (routing) pada peta geografis, hal ini dimungkinkan karena masih sedikitnya referensi mengenai masalah routing untuk peta geografis.
Dalam skripsi ini akan dibangun aplikasi web-based GIS untuk menentukan rute terpendek pariwisata di kota malang, sehingga nantinya sistem aplikasi ini dapat membantu wisatawan untuk mengetahui jalan terpendek yang harus dilewati dari satu obyek wisata menuju obyek wisata yang lainnya. Aplikasi penentu rute terpendek ini dibuat menggunakan algoritma tabusearch dengan menghitung node-node neigboard yang dikunjungi pada tiap iterasi yang disimpan dalam tabulist. Pada GoogleMapsAPI koordinat lat&lng dapat dimanfaatkan untuk perhitungan antara jarak simpul yang berhubungan dengan menggunakan Haversine Formula sehingga dapat diketahui jarak antara tiap node. jarak ini akan disimpan dalam tabu list untuk di kalkulasi jaraknya, sehingga dapat diberikan keputusan jalur dengan nilai terendah adalah jalur terpendek.

Dalam sebuah sistem informasi geografis, digitasi peta digital mampu menyediakan berbagai informasi digitasi seperti luas sebuah wilayah/tanah. Luas yang diperoleh pun terdiri dari bermacam satuan seperti meter persegi (m2), kilometer persegi (km2), hektar, feet persegi (ft2), acres, dan mile2. Sistem GIS yang akan dibangun adalah bagaimana mengukur sebuah area polygon pada googleMapsAPI dengan asumsi nilai titik koordinat lat lng dan didteksi bentuk kurva dan dapat dihitung luas kurva tersebut. Luas kurva sama dengan direpresentasikan dengan wilayah/tanah. Dengan menggunakan googleMaps API maka cukup melakukan klik batas terluar area polygon yang Anda ingin ukur luasnya dengan menggunakan mouse pada peta, setelah minimum 3 titik, nilai luas polygon yang terbentuk tersebut akan muncul di bawah peta. Jika ingin menambahkan titik, cukup klik kembali mouse pada lokasi yang menjadi batas polygon, maka nilai luasan akan otomatis terupdate. Jika Anda salah dalam melakukan klik saat menentukan batas polygon, di sebelah kanan terdapat menu untuk menghapus titik terakhir yang Anda input. Data koordinat akan disimpan kedalam database MySQL dan diproses kembali untuk menghitung luas wilayah tersebut.

Base Transceiver Station atau disingkat BTS adalah sebuah infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi  jaringan nirkabel  yang menghubungkan komunikasi dan  sebagai penghubung antar BTS . BTS  Tower Telkomsel yang dapat menghubungkan jaringan satu ke jaringan lainya. Adakalanya dalam hal ini untuk mendapatkan jangkauan jaringan yang kuat harus melalui BTS yang terdekat untuk itu peneliti ingin mengembangkan  sebuah sistem dengan menggunakan pemetaan geografis untuk menyediakan informasi geografis yang dapat memetakan BTS tower sehingga jarak terdekat dapat diketahui. Saat ini BTS telepon selular di sangat banyak seperti Telkomsel, Indosat, XL dan Axis, dan 3. Untuk saat ini BTS yang lainnya dapat memamasang transmisi pemancar untuk menghubungkan satu BTS dengan BTS lainnya. Untuk hal ini maka diperlukan adanya informasi BTS mana yang paling terdekat untuk di lakukan relay sehingga akan memaksimalkan daya pemancar karena jarak yang berdekatan. Sistem ini dapat dirancang melalui sebuah pemetaan geografis dengan memetakan lokasi-lokasi BTS sehingga dapat di hitung jarak dan diketahui jalur terdekat dengan menggunakan Algoritma Tabu Search dengan metode pencarian neighboard terdekat yang disimpan di dalam tabulist.